Kang Romel Semalam di Macau
Oleh Lina Aprilianti

“You look so young” (kamu tampak begitu muda).

Kalimat itu masih terngiang jelas di telingaku saat aku dan kedua temanku, Kang Romel (Chief Editor DDHK News) dan Mbak Nuryati (BMI Hong Kong yang sedang menunggu visa di Macau) berjalan beberapa langkah memasulki pintu Wynn Casino, setelah menikmati pertunjukan Prosperity Tree yang tidak jauh dari pintu masuk casino.

Security yang sedang bertugas di belakang pintu meminta Kang Romel untuk membuka tas gendongnya. “Please, open your bag, just for CCTV camera,” ujarnya dengan senyum yang sangat ramah.

Kang Romel membuka tasnya dengan penuh senyum pula. Kemudian Mbak Nur berjalan di belakangnya, tidak ada pertanyaan dan pernyataan apa-apa dari Security.

Namun ketika giliranku, seketika setelah sang security menatapku. Dia meminta passportku. “Can I see your passport, please?” pintanya dengan ramah.

Walau aku merasa keheranan, kenapa dia harus nanyain pasportku, tapi tetap saja aku menuruti instruksi sang security. Setelah passport aku sodorkan, dia memeriksanya, dan… “You look so young…” hanya kalimat itu yang dia ucapkan dengan penuh senyuman, kemudian Security tersebut mengembalikan pasporku.

Usut punya usut, setelah kami di dalam Casino beberapa menit, hanya lihat-lihat, aku baru ngeh kenapa tadi kok pasporku harus dicek sama Security. Ternyata, aku dikira masih di bawah umur karena yang boleh memasuki Casino hanya orang-orang yang berumur 18 ke atas!

Kang Romel pun tertawa. “Oh…. Rupanya kamu disangka anaknya, saya bapaknya, dan Mbak Nur ibunya!” katanya.

Wynn Casino menjadi salah satu “objek wisata” kami malam itu, sekadar “membunuh waktu” untuk menunggu waktu sahur bersama Kang Romel, sang trainer komunikasi yang “mampir” di Macau hanya untuk perpanjangan visa Hong Kong. Kang Romel lebih memilih jalan-jalan ketimbang tidur, seusai buka bersama dan shalat Magrib, Isya, dan Tarawih di Shelter MATIM.

Selain berjalan-jalan di sejumlah Casino –sekadar melihat-lihat lho, tidak ikut main judi, kami juga ke Grand Lisboa, menikmati pemandangan indahnya kilau berlian, berpose dengan patung-patung yang sangat menantang.

Kami juga menyelusuri jalan bawah tanah, penyeberangan menuju Wynn Casino. Di sana berserakan foto-foto wanita cantik lengkap dengan nomor teleponnya. Fenomena ini bahkan merambat sampai ke taman-taman sekitaran Casino yang membuat Kang Romel geleng-geleng kepala, bahkan minta difoto bersama “sampah-sampah” itu. “Ini untuk dokumentasi,” katanya seraya memungut 2-3 lembar foto yang dianggapnya “tidak terlalu vulgar”. Lagi-lagi, dalihnya sih, “Ini untuk dokumentasi….”

Kami juga ke MGM, sekedar mengintip butterfly, tema yang MGM angkat untuk tiga bulan ini, mampir ke McDonald untuk istirahat dan bersantai ria, lalu berjalan melewati Mandarin Oriental dan menyelusuri jalanan di tepi danau di bawah jembatan layang menuju Macau Tower.

Lelah kaki melangkah, kami pun mencegat taksi untuk menuju Pelabuhan Ferry. Waktu menunjukkan pukul 02.10. Kami istirahat di pinggiran danau Madau, ngobrol santai sambil menunggu waktu Sahur di Shelter MATIM Macau.

Usai santap sahur, shalat Subuh berjamaah, dan tausiyah singkat, aku pun kembali menenami Kang Romel, yang semalaman tidak tidur sama sekali, untuk “pulang” ke Hong Kong. (Lina Aprilianti, BMI Hong Kong/ddhongkong.org).*